Sabtu, November 20, 2010
Selamatkan Umat dari Budaya Sekuler yang KUFUR
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته .
الله أكبر ! الله أكبر ! الله أكبر !
الحمد لله الذى أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله وكفى بالله شهيدا
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له شهادة تنجى قائلها من عذاب الله
و أشهد أنّ محمدا عبده و رسوله ، لا رسول ولا نبيّ بعده
والصلاة والسلام على رسول الله ، أدّى الأمانة وبلغ الرسالة و نصح الأمة وجاهد فى سبيل الله حقّ جهاده
وعلى أله و أصحابه ومن تبعه وواله ، أما بعد :
فيا عباد الله ، أوصيكم وإياي بتقوى الله . اتقوا الله حقّ تقاته ولا تموتنّ إلا و أنتم مسلمون
معاشر المسلمين و زمرة المؤمنين ، رحمكم الله ، أسعدكم الله صباحكم !
Saudarasaudaraku dalam Iman dan Islam, jamaah idul Adlha yang berbahagia !
Dipagi Hari ini ,diatas bumi Allah, kita letakkan dahi dan kepala kita sejajar dengan telapak kaki kita, sebagai pengakuan akan kebesaran Allah, dan pengakuan atas kehinaan dan kekerdilan kita sebagai hambaNya. Dari maghrib kemarin sampai tiga hari termasuk tgl 13 dzulhijjah umat Islam disyariatkan memekikan kalimat2 takbir, tidak henti2 nya mengucapkan kalimat takbir kalau perlu dengan suara yang keras bahkan dengan pengeras suara, agar lebih memastikan kebesaran Allah.
Allahu Akbar, Allah Maha Besar. Gunung Besar. Gunung Merapi juga Besar dan Mbah Marijan ikut jadi besar karena kebesaran Merapi, Allah lebih Besar karena Allah yang menciptakan Merapi dan mengatur serta menentukan kapan dia meletus dan kayak apa meletusnya Allah yang kasih komando. Orang Kuat Marijan mati hanya oleh debunya Merapi ciptaan Allah.
Allah Maha Besar !. Bumi Besar tapi Matahari lebih besar dari Bumi. Matahari besar, tapi banyak Bintang yang lebih besar dari Matahari. Dan bintang itu hanya sebuah dari jutaan Trilyun bintang yang berada di banyak galaxy. Allah Akbar ,Allah Mahabesar karena Allah yang menciptakan langit dan bumi lengkap dengan isi nya.
Hari kemarin 9 Dzulhijjah umat Islam berpuasa untuk mengingat kebesaran Allah dan kebesaran umat Islam , berbarengan dia mengurangi kegiatan duniawi sepeti makan dan bersenang2 sebagai suami Isteri dia menyadari bahwa dihari yang sama 3 juta sdr2 muslimnya sedang wukuf, berkumpul dalam ibadah disaat yang sama dan ditempat yang sama yaitu Arafah. Mereka datang dari seluruh penjuru dunia dengan biaya sendiri tanpa diundang. Dan banyak yang pingsan dan menangis karena tidak jadi berangkat akibat dari tidak kebagian kuota dan visa.
Masjidil Haram di Makkah, yang besar dan luas serta lapang dengan 4 tingkat bisa menampung 2 juta jamaah, tiap hari lima kali dipadati jamaahnya, satu hari lima kali mereka bulak balik ke masjidil Haram memadati setiap sudut masjid. Sementara dikalangan umat agama lain seperti di Eropa misalnya, banyak yang menjual rumah ibadahnya karena sudah kosong melompong ditinggalkan oleh jamaatnya dan setelah dibeli oleh umat Islam ,kemudian dijadikan masjid ,tempat itu menjadi hidup dan ramai oleh jamaah sholat lima waktu dan sangat padat oleh jamaah sholat jumat.
Di Spanyol yang sudah sekitar 700 tahun tidak ada masjid karena dihancur leburkan oleh Penguasa Nasrani kecuali Masjid Cordova karena sangat fenomenal dari segi arsitekturnya. Beberapa tahun yang lalu telah berdiri masjid yang besar dengan megahnya di kota Aljaziras dipantai laut meditirenian, nyaris sebagai lambang tidak mampunya Barat membendung arus Islam masuk dan eksis kembali di negara2 Barat, Eropah, Amerika dan Australia.
Allah Akbar !!!
Muhammad SAW adalah Nabi Besar. Seorang berkebangsaan Amerika,beragama Rooms Katolik namanya Michael Heart menulis buku berjudul 100 TOKOH PALING BERPENGARUH SEPANJANG SEJARAH.” Ternyata tokoh yang diletakkan no satu diatas 99 tokoh lainnya, bukan orang Eropah,bukan orang Amerika atau Australia tapi dia adalah Muhammad bin Abdillah bin Abdul Muttholib penduduk Makkah yang sekarang masuk dalam kawasan Saudi Arabia. Nabi Muhmamad SAW adalah sayyidul ambiyaa’ wal mursalin. Penghulu para nabi dan rasul. Alasan penulis yang objektif karena dia bukan orang Arab dan non muslim.adalah karena Muhammad telah berhasil diakhir hayatnya menyaksikan sendiri keberhasilannya menyampaikan ajaran yang original sangat baru yaitu Islam, dan ketika beliau wafat semua Qur ‘an sudah diamalkan dan sudah diterapkan.
Allahu Akbar !
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang besar. Kebesaran Al-Qur’an disamping merupakan kitab suci yang memberikan petunjuk hidup yang sangat lengkap juga mengandung ayat hukum,ayat ilmu pengetahuan dan kisah2 yang tidak bisa didapat di kitab apapun. Banyak sekali penemuan ilmiyah dizaman modern ini ternyata sudah ada didalam Al-Qur’an dari 14 abad yang lalu Al-Qur’an otentik, asli, sementara kitab suci Taurat dan Injil tidak ada yang asli dan sudah tidak otentik lagi.
Salah satu mu’jizat AlQur’an yang bisa kita saksikan sekarang ini 1400 tahun setelah diturunkan adalah adanya anak2 yang tidak mengerti bahasa Arab dan sama sekali tidak faham isi kandungannya tapi dia bisa menghafalnya lengkap 30 juz.
Baru-baru ini ada dua remaja dari Iraq yang datang ke Indonesia yang mendemontrasikan kepiawaiannya menghafal AlQur’an lengkap dengan no ayat dan nama surat bahkan dia hafal juga bunyi ayat disetiap awal halaman. Begitulah cara Allah menjaga dan memelihara keaslian Al-Qur’an.
إنا نحن نزلنا الذكرى وإنا له لحافظون
“Sesungguhnya kami telah menurunkan Al-Qur’an dan Kami jugalah yang memeliharanya”
Kalau Buku /mushaf Alqur’an dibakar, Qur’annya tidak ikut terbakar, dan dia telah dihafal oleh ribuan umat Islam diseluruh dunia. Dan besok lusanya sudah banyak lembaga Islam Internasional yang langsung mau mencetak jutaan mushaf Alqur’an yang baru dengan edisi yang lebih lux lagi.
Allahuakbar !
3 jutaan jamaah haji yang sebelum naik haji hanya yakin kebenaran Islam ,katakanlah tentang Mekkah,tentang Ka’bah, sumur Zamzam yang fenomenal tentang bukit Shofa dan Marwa, bahkan tentang goa Hiraa tempat pertama kali diturunkannya Al Qur’an melalui tradisi keilmuan, bisa melalui khotbah jumat atau ta’lim dan ceramah2 ,atau membaca buku dan sekarang melalui TV dan internet, itulah yang diistilahkan dengan ILMUL YAKIN.
Setelah mereka datang dan hadir di Kota suci Makkah, mereka lihat sendiri dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana Ka’bah, Hajaral Aswad ,Shofa Marwa dan sumur Zam zam,Mina dan Padang Arafah, maka keyakinan mereka meningkat menjadi AINUL YAKIN, dan setelah selesai mereka melaksanakan mata rantai manasik haji dengan penuh penghayatan dan pengalaman spiritual masing2 secara pribadi, meningkatlah keyakinan mereka kepada taraf yang tertinggi yaitu keyakinan yang sejati yaitu HAQQUL YAKIN.
Seorang jamaah haji yang Mabrur, Keyakinannya bahwa yang benar itu hanya dari Allah benar benar menjadi HAQQUL YAKIN.
الحقّ من ربّك فلا تكوننّ من الممترين
“Yang benar itu dari Tuhanmu jangan sekali kali kamu menjadi orang yang ragu”
إنّ الدين عند الله الإسلام
“Sesungguhnya agama yang benar itu disisi Allah adalah Islam”
Seorang yang sudah memasuki keyakinan HAQQUL YAKIN dengan mudah dan lancar dia akan mengoreksi dirinya dan kelakuannya. Dan mudah sekali dia mendapat petunjuk Al-Qur’an antara yang lain yang mengatakan :
ياأيها الذين أّمنوا ادخلوا فى السلم كافة ولا تتبعوا خطوات الشيطان إنه لكم عدوّ مبين
“Wahai orang orang yang beriman !, masuklah kalian kedalam agama Islam secara kaaffah, dan janganlah kalian mengikuti jejak setan, sesungguhnya setan itu musuh yang paling nyata”
Jadi orang Islam yang tidak kaaffah, dia masih menjadi pengikut setan. Seorang mu’min yang Islamnya hanya ibadah mahdlahnya saja, pengikut langkah2 setan. Dan setan itu kapir dan abadi didalam neraka.
Coba lihat surat Al Maidah ada ayat yang berbunyi,
ومن لم يحكم بما أنزل الله فأولئك هم الكافرون
“Barangsiapa tidak menghukum dengan hukum yang diturunkan oleh Allah, sebenarnya mereka masih golongan orang kafir”
Dalam berekonomi mereka masih menggunakan seratus persen sistim ekonomi Neoliberalisme, dan kapitalisme, bahkan dalam soal perbankan walaupun sudah banyak Bank Islami dengan sistim Syariah, mereka masih menggunakan sistim ribawi yang sudah difatwakan haram oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 2005. Persis seperti yang difirmankan Allah :
يؤمنون ببعض ويكفرون ببعض
“Mereka mengimani sebagian ayat Al-Qur’an dan masih kafir terhadap sebagian ayat yang lain”.
Dalam bidang budaya lebih berbahaya lagi, karena semua orang mengaksesnya sementara hukum dan politik hanya dikalangan elit dan tertentu saja, tapi kalau yang namanya budaya, serbuan budaya sekuler yang kufur itu menyerbu masuk kerumah rumah umat Islam dengan leluasa , bahkan serbuan budaya sekuler yang kufur itu disambut dengan gembira oleh umat Islam melalui siaran2 TV yang hampir setiap rumah memiikinya. Naudzu billahimin dzalik. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda :
من تشبه بقوم فهو منهم
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan kaum itu”
Umat Islam, terutama dikalangan awamnya, dalam urusan budaya dan gaya hidup meneladani budaya dan gaya hidup barat sudah seperti kerbau yang dicucuk hidungnya . Padahal budaya barat itu budaya sekuler, dan sekuler pada hakikatnya bertentangan dengan Islam. Dan setiap yang bertentangan dengan Islam adalah kapir, kalau dia muslim dan meyakini bahwa yang dari luar Islam lebih baik,kemudian dia mengambil yang dari kapir dan meninggalkan yang dari Islam dia akan menjadi munafiq dan orang munafiq adalah orang Islam yang hatinya anti Islam, bahkan memusuhi Islam, walaupun jasadnya Nampak islami dan kalau sudah demikian maka nerakanya lebih dahsyat dari neraka orang kapir sendiri sesuai dengan ayat ;
إن المنافقين فى الدرك الأسفل من النار
“Sesungguhnya orang2 munafiq itu tempatnya di neraka yang paling bawah”
Allahu Akbar ! Allahu Akbar ! Allahu Akbar ! Walillahilhamd !
Marilah kita bandingkan Budaya Sekuler dengan Budaya Islam . Misalnya Dalam budaya makanan
Barat Sekuler hampir tidak ada yang diharamkan sampai2 di jepang pernah dibuat sosis dari kotoran manusia, sementara Islam mengharamkan Babi, sesuatu yang dibuat dari najis, racun dan lain sebagainya.
Minuman ! Islam mengharamkan minuman yang memabukkan alias minuman keras, tapi
Barat/Sekuler bebas mabuk, yang dilarang mengendarai kendaraan dalam keadaan mabuk, bukan meminum mirasnya. Sehingga sering terjadi kecelakaan dijalan raya karena pengendaranya mabuk, termasuk kematian Lady Di diisukan karena menyetir dalam keadaan mabuk, bahkan ada jendral mati karena dibunuh oleh berandalan muda yang mabuk. Jamaah sekalian ! Seorang pejabat apabila mengadakan pertemuan resmi dia terpaksa berdiri mengangkat sloki minuman keras yang haram kemudian ditoastnya gelasnya langsung minum bareng dengan diiringi tepuk tangan hadirin yang meriah. Toast pejabat yang muslim menghormati tamu yang kapir ini sudah melanggar sedikitnya tiga pelanggaran , 1 .Meminum minuman yang diharamkan Al-Qur’an 2. Minum sambil berdiri yang dilarang oleh hadits 3.Tepuk tangan bersama yang tidak sesuai dengan sunnah. 4.Memulyakan sesuatu yang diharamkan oleh syariah.
PAKAIAN , atau Fashion, Islam mewajibkan menutup aurat terutama wanita, Barat/sekuler membebaskan membuka aurat seluas-luasnya walaupun dimuka umum bahkan sengaja dipamerkan dengan alasan mode shaw dengan berbaris diatas cat walk. Aurat laki2 didalam Islam hanya antara lutut dan pusat, Barat/sekuler malah menutup tubuh laki2 lengkap dengan dasi dan kaos kaki dengan dilapisi pakaian jas yang tebal.
PERGAULAN LAKI-LAKI DAN WANITA. Islam melarang campur aduk (ikhtilath) laki laki dan perempuan didalam ruangan tertentu, Tapi Barat /Sekuler justru mengharuskan laki2 berpasangan dengan wanita walaupun bukan isterinya dan bukan mahramnya.
Saya pribadi pernah menghadiri undangan walimah yang tuan rumahnya seorang DR tamatan AlAzhar Mesir ,guru besar dibeberapa Universitas Islam Negeri dan punya jabatan tinggi di MUI pusat dalam beberapa periode, tapi saya ketika memasuki ruangan walimah yang megah dan mewah itu, tidak bisa membedakan antara walimah seorang guru besar Agama Islam dengan pesta orang barat yang non muslim,karena tamu campur aduk antara laki dan wanita, tidak ada sekat pemisah antara laki dan wanita, mereka makan dan minum sambil berdiri karena tidak disediakan kursi dan disajikan musik life dengan lagu barat yang dinyanyikan oleh penyanyi wanita yang berpakaian terbuka bagian atas dan bawahnya serta rambut yang terurai seperti kuntilanak ,naudzu billah min dzalik, saya terpaksa meninggalkan pesta tanpa makan malam lagi setelah antri mau salaman kepada pengantin dengan antrian didepan dan dibelakang saya istri orang lain yang saya tidak kenal. Kalau seorang ulama besar saja pestanya model Yahudi seperti itu, bagaimana orang awam seperti kita sekalian.
Pacaran sudah menjadi budaya, sering kali dilakukan dimuka umum, ditaman2, dikebun binatang, dijembatan 2 apabila matahari sudah terbenam, dipantai dan tempat rekreasi seperti ditaman mini Jakarta dan ditempat2 umum lainnya. Pacaran ini adalah 100 % budaya Barat/ sekuler yang bertentangan dengan budaya tradisi Timur apalagi Islam.
Budaya Barat/Sekuler yang intinya adalah kebebasan telah melahirkan budaya pornografi dan porno aksi. Sehingga filem porno bisa diakses oleh siapa saja termasuk anak dibawah umur, budaya yang satu ini telah memakan korban yang banyak seperti gunung es karena yang diberitakan jauh lebih sedikit dari yang tidak terungkap. Bagaimana mungkin seorang Ayah tiri memperkosa anak tirinya, bahkan ada seorang bapak kandung menzinai anak kandungnya sendiri sampai hamil dan melahirkan, tanpa beban merasa bersalah sehingga dia mengatakan anak saya ya sekaigus cucu saya.
Ada berita di TV yang saya sendiri menontonnya, yaitu 5 anak laki2 umur SD kelas V antri memperkosa seekor kambing siang2 bolong ditengah lapangan rumput, ketika dibawa kekantor polisi , dengan santai mereka mengaku bahwa mereka lakukan itu karena baru saja menonton video porno sewa dari rental tujuh ribu lima ratus rupiah mereka urunan sarang seribu lima ratus rupiah. Innaa lillahi wainna ilaihi roojiun. Bangsa Arab dizaman jahiliya sebelum Islam tidak ada yang menzinai binatang dengan beerjamaah disiang bolong ditempat terbuka. Budaya Barat telah melahirkan generasi jahiliyah yang lebih jahiliyah dari jahiliyah sebelum Islam.
Jamaah Idul Adha yang insya Allah diampuni Allah.
DEMOKRASI DAN HAM. Disamping manfaat Budaya Demokrasi Barat yang telah kita rasakan paska reformasi , namun sisi gelap demokrasi juga tidak kurang kurang madlorotnya. Lihat saja bagaimana Demokrasi telah melahirkan undang undang yang membolehkan ,bahkan mengesahkan perkawinan sejenis, Laki laki kawin/nikah dengan seorang pria dan seorang wanita menikahi seorang perempuan. Undang2 seperti ini yaitu nikah sejenis telah dilahirkan sedikitnya oleh lima Negara Barat , seperti Belanda, Canada dan Sepanyol. Semua agama mengharamkan dan membatalkan perkawinan sejenis ini , tapi demokrasi sama sekali tidak mengindahkan agama yang ada dinegara2 barat. Hal ini benar2 democrazy alias demokrasi gila/sinting.
Pasangan zina tidak bisa dipidana selama yang wanita tidak dibawah umur dan bukan isteri orang lain yang suaminya menggugat. Atau tidak ada unsur pemerkosaan. Padahal zina dalam syariah Islam termasuk dosa berat, karena hukuman orang berzina lebih berat dari orang yang membunuh. Kalau membunuh hanya diqishash dengan dipancung lehernya dimuka umum, dan Zina sama dihukum mati tapi dengan cara dirajam atau dilontar batu sebesar kepalan tangan oleh siapa saja yang ada disitu ,mirip dengan jamaah haji yang melontar jamrah di Mina, Jamrahnya itu terpidana zina itu.
Allahu Akbar !!! Walillahilhamd !
Demokrasi dan HAM ,melahirkan budaya suap karena kalau pemilu dan pilkada enggak pakai suap/money politik dia tidak bakalan menang, padahal suap haram hukumnya dalam Islam dan hadits mengutuk pemberi suap dan penerimanya.
قال رسول الله صلم : لعن الله الراشى والمرتشى -رواه مسلم
“Allah mengutuk orang yang memberi suap dan yang menerima suap”
Disisi lain dengan sistim Demokrasi ,dengan modal uang seorang preman bisa menjadi wakil ra’yat atau bupati. Hampir saja seorang artis yg terkenal suka buka2 an dan artis panas mencalonkan diri untuk menjadi bupati di Sukabumi dan Pacitan.
Prinsipnya budaya Barat adalah budaya yang akan membiarkan ma’shiyat merajalela dan akhirnya benar2 akan melahirkan generasi budaya ma’syiat. Pelacuran/perzinahan dan judi,mabuk dan aliran sesat dan pornografi serta pergaulan bebas akan menjadi budaya.
Tunggulah azab Allah yang dijanjikan oleh Al Qur’an :
اذا أردنا أن نهلك قرية أمرنا مطرفيها ففسقوا فيها فحقّ عليها القول فدمّرناهم تدميرا
“Apabila Aku ingin menghancur leburkan suatu negeri, Aku suruh kalangan Jetset dan Selebritis serta konglomerat dan Pejabat tingginya untuk menjalankan perintah Aku, maka mereka tidak melakukannya, mereka berhaq mendapat AZAB maka Aku hancur leburkan mereka dengan sehancur hancurnya.”
Jamaah Idul Adha yang sadar Islam Kaaffah insya Allah !!!
TIDAK ADA JALAN LAIN BAGI KITA UNTUK MENYELAMATKAN UMAT DAN BANGSA DARI AZAB ALLAH SEPERTI BANJIR DI WASIOR DAN TSUNAMI DI MENTAWAI SERTA DEBU DAN LAHAR MERAPI, KECUALI PARA PEJABAT NEGARA DAN PENGUASA DARI PRESIDEN SAMPAI KETUA RT,DARI KAPOLRI SAMPAI DENGAN KAPOLSEK, DARI JAKSA AGUNG SAMPAI PEGAWAI KEJAKSAAN BIASA SADAR AKAN KEKUASAAN ALLAH SEGERA BERTOBAT DENGAN TAUBATAN NASUHAH BERGESER DARI BUDAYA SEKULER YANG KUFUR KEPADA BUDAYA AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR YANG DIRIDHOI ALLAH SUBHANAHU WATAALA.
TUTUP KOMPLEK PELACURAN,BERANTAS JUDI SAMPAI KE AKAR2 NYA,TUTUP PABRIK2 MINUMAN KERAS DAN SYAHKAN UNDANG2 LARANGAN MINUMAN KERAS.
Stop import aliran sesat Syiah dan kukuhkan pelarangan ajaran islam jamaah Kediri yang ternyata masih hidup subur ditengah masyarakat dan laranglah tradisi budaya lokal yang berbau mistik, khurofat dan syirik ,buat undang undang yang melarang praktek nujum atau ramalan serta pedukunan dan sihir ,tegakan hukuman mati buat pengedar narkoba, waspadai dan tangkap gerakan PKI baru dan lain lain amar ma’ruf nahi munkar, INSYA ALLAH AKAN MENJADIKAN INDONESIA SEBAGAI NEGERI YANG
بلدة طيبة وربّ غفور
“Negeri yang aman damai sejahtera dibawah ampunan Allah”
Saya yakin, Insya Allah para Pejabat yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar atas nama IMAN dan ISLAM akan mendapat pahala shodaqoh jariyah dan di akhirat akan masuk sorga yang paling tinggi derajatnya.
Marilah kita berdoa dibawah hangatnya sinar matahari ciptaan Allah dengan khudlu’ dan khusyu’
أللهم صلّ على محمد وعلى أل محمد , كما صليت على إبراهيم وعلى أل إبراهيم وبارك على محمد وعلى أل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى أل ابراهيم فى العالمين إنّك حميد مجيد
أللهمّ اغفر للمسلمين و المسلمات و المؤمنين و المؤمنات الأحياء منهم والأموات
اللهمّ اغفرلنا ولوالدينا وارحمهما كما ربيانا صغارا
أللهم أعزّ الإسلام و المسلمين , ودمرّ اليهود و الطغات و المفسدين , أعداءك أعداء الدين أللهمّ شطّط شملهم و مزّق جمعهم و زلزل أقدامهم وألق فى قلوبهم الرعب إنك على كل شيئ قدير .
أللهمّ وحد صفوفنا وصفوف المسلمين صفّا كأنهم بنيان مرصوص. و ألف قلوبهم كما ألفت قلوب المهاجرين و الأنصار
أللهمّ ربنا هب لنا من أرواجنا و ذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما
أللهمّ ادفع عنا البلاء و الوباء و الفحشاء والمحن و الفتن ما ظهر منها وما بطن , من بلدنا إندونيسيا خاصة ومن بلدان المسلمين عامة
ربنا أتنا قى الدنيا حسنة وفى أالأخرة حسنة وقنا عذاب النار
سبحان ربك ربّ العزة عما يصفون و سلام على المرسلين والحمد لله أجمعين .
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
dicopy dr http://mta-online.com/v2/2010/11/20/selamatkan-umat-dari-budaya-sekuler-yang-kufur/
Sabtu, Oktober 30, 2010
Memahami Keutamaan Zikir
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Suatu hari Rasulullah SAW berkumpul bersama para sahabat. Lalu beliau bersabda, "Maukah kamu aku tunjukkan perbuatanmu yang terbaik, paling suci di sisi Rajamu (Allah), dan paling mengangkat derajatmu; lebih baik bagimu daripada berinfak dengan emas atau perak, dan lebih baik bagimu daripada bertemu dengan musuhmu, lantas kamu memenggal lehernya atau mereka memenggal lehermu?"
Serempak para sahabat berkata, "Mau (wahai Rasulullah)!" Beliau pun bersabda, "Zikir kepada Allah Yang Maha Mulia." (HR at-Tirmidzi). Hadis tersebut tidaklah berarti meremehkan amal-amal saleh selain zikir. Tetapi, Rasulullah hanya menunjukkan betapa zikir merupakan asas yang sangat penting bagi semua amal ibadah.
Beribadah kepada Allah adalah mengingat-Nya. Sesungguhnya, zikir memiliki sederet keutamaan. Salah satu keutamaan berzikir adalah menenangkan hati atau jiwa. Jiwa manusia itu memerlukan berbagai 'konsumsi' bermanfaat yang dapat menguatkannya.
Banyak manusia mengalami penderitaan jiwa, sebab tak mau kembali kepada Allah. Mereka lebih suka lari dari masalah dengan mengonsumsi minuman keras atau narkotika. Akhirnya, mereka semakin sengsara.
Sesungguhnya penawar jiwa yang paling utama adalah zikir. "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram." (QS al-Ra'd (13): 28).
Dengan berzikir, dosa-dosa seorang hamba akan digugurkan oleh Allah dan akan diberi rahmat oleh-Nya. Salah satu bentuk zikir adalah beristighfar atau meminta ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat mencinta hamba-hamba-Nya yang senantiasa meminta ampun kepada-Nya. (QS Nuh (71) :10-12).
Selain diampuni segala dosa dan diberi rahmat, orang-orang yang senantiasa beristighfar juga akan dihindarikan dari azab Allah baik di dunia maupun di akhirat. "Dan Allah sekali-kali tak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedangkan mereka meminta ampun.'' (QS al-Anfaal (8): 33).
Banyak berzikir juga akan mendatangkan kemenangan dan keberuntungan. Dalam Islam, makna keberuntungan bukan hanya bersifat duniawi, tetapi juga ukhrawi. Keberuntungan ukhrawi selalu menjadi prioritas orang beriman, yang hanya diperoleh dengan cara mengingat Allah sebanyak-banyaknya. {QS al-Jumu'ah (62):10}.
Sebaliknya, orang yang tak mengingat Allah akan selalu diganggu setan. Mereka yang tidak mau mengingat Allah, berarti mengikut hawa nafsunya. Siapa yang mengikut hawa nafsunya, berarti mengikuti langkah-langkah setan dalam kehidupannya.
Orang-orang yang betul-betul beriman senantiasa mengingat Allah dalam keadaan apa pun. Kesibukan duniawi tak akan melalaikannya dari tetap berzikir kepada Allah. (QS an-Nur (24): 37). Mereka juga yakin sepenuh hati bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan segala amal perbuatan hambanya serta tak akan menyalahi janji-Nya.
Rep: Oleh Amin Fauzi MA
dikutip dari http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/10/26/142497-memahami-keutamaan-zikir
Sabtu, Oktober 23, 2010
Mengatur dan Membelanjakan Harta (3/3)
Allah Ta'ala berfirman, وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ “Dan apa saja yang kamu nafkahkan (sedekahkan), maka Allah akan menggantinya, dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (Qs. Saba': 39). Makna firman-Nya “Allah akan menggantinya” yaitu dengan keberkahan harta di dunia dan pahala yang besar di akhirat (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 3/713). Dan dalam hadits yang shahih Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ “Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya) kecuali kemuliaan, serta tidaklah seseorang merendahkan diri di (hadapan) Allah kecuali Dia akan meninggikan (derajat)nya.” (HR. Muslim, no. 2588). Arti “tidak berkurangnya harta dengan sedekah” adalah dengan tambahan keberkahan yang Allah Ta'ala jadikan pada harta dan terhindarnya harta dari hal-hal yang akan merusaknya di dunia, juga dengan didapatkannya pahala dan tambahan kebaikan yang berlipat ganda di sisi Allah Ta'ala di akhirat kelak, meskipun harta tersebut berkurang secara kasat mata.” (Lihat kitab Syarhu Shahihi Muslim, 16/141 dan Faidhul Qadir, 5/503). Maka, keutamaan besar ini jangan sampai diabaikan oleh keluarga muslim ketika mereka mengatur pembelanjaan harta, dengan cara menyisihkan sebagian dari rezeki yang Allah Ta'ala berikan kepada mereka, untuk disedekahkan kepada fakir miskin. Harta yang disisihkan untuk sedekah tidak mesti besar, meskipun kecil tapi jika dilakukan dengan ikhlas untuk mengharapkan wajah-Nya, maka akan bernilai besar di sisi Allah Ta'ala. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Takutlah kalian (selamatkanlah diri kalian) dari api nereka, walaupun dengan (bersedekah dengan) separuh buah kurma” (HR. al-Bukhari, no. 1351 dan Muslim, no. 1016). Dalam hadits lain beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Janganlah sekali-kali engkau menganggap remeh suatu perbuatan baik (meskipun) kecil, walaupun (perbuatan baik itu) dengan engkau menjumpai saudaramu (sesama muslim) dengan wajah yang ceria.” (HR. Muslim, no. 2626). Dan lebih utama lagi jika sedekah tersebut dijadikan anggaran tetap dan amalan rutin, karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Amal (ibadah) yang paling dicintai Allah Ta'ala adalah amal yang paling kontinu dikerjakan meskipun sedikit.” (HR. al-Bukhari, no. 6099 dan Muslim, no. 783). Nasihat dan Penutup Kemudian yang menentukan cukup atau tidaknya anggaran belanja keluarga bukanlah dari banyaknya jumlah anggaran harta yang disediakan, karena berapapun banyaknya harta yang disediakan untuk pengeluaran, nafsu manusia tidak akan pernah puas dan selalu memuntut lebih. Oleh karena itu, yang menentukan dalam hal ini adalah justru sifat qana'ah (merasa cukup dan puas dengan rezeki yang Allah Ta'ala berikan) yang akan melahirkan rasa ridha dan selalu merasa cukup dalam diri manusia, dan inilah kekayaan yang sebenarnya. Sebagaimana sabda Rasululah shallallahu 'alaihi wasallam, “Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya kemewahan dunia (harta), akan tetapi kekayaan (yang hakiki) adalah kekayaan (kecukupan) dalam jiwa (hati)” (HR. al-Bukhari, no. 6081 dan Muslim, no. 120). Sifat qana'ah ini adalah salah satu ciri yang menunjukkan kesempurnaan iman seseorang, karena sifat ini menunjukkan keridhaan orang yang memilikinya terhadap segala ketentuan dan takdir Allah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Akan merasakan kemanisan (kesempurnaan) iman, orang yang ridha kepada Allah Ta'ala sebagai Rabb-nya dan Islam sebagai agamanya, serta (nabi) Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sebagai rasulnya.” (HR. Muslim, no. 34). Arti “ridha kepada Allah sebagai Rabb” adalah ridha kepada segala perintah dan larangan-Nya, kepada ketentuan dan pilihan-Nya, serta kepada apa yang diberikan dan yang tidak diberikan-Nya (Lihat kitab Fiqhul Asma-il Husna, hal. 81). Lebih daripada itu, orang yang memiliki sifat qana'ah dialah yang akan meraih kebaikan dan kemuliaan dalam hidupnya di dunia dan di akhirat nanti, meskipun harta yang dimilikinya tidak banyak. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Sungguh sangat beruntung seorang yang masuk Islam, kemudian mendapatkan rezeki yang secukupnya dan Allah menganugerahkan kepadanya sifat qana'ah (merasa cukup dan puas) dengan rezki yang Allah Ta'ala berikan kepadanya.” (HR. Muslim, no. 1054). Akhirnya, kami akhiri tulisan ini dengan memohon kepada Allah dengan nama-nama-Nya yang maha indah dan sifat-sifat-Nya yang maha sempurna, agar dia menganugerahkan kepada kita sifat qana'ah dan semua sifat-sifat baik yang diridhai-Nya, serta memudahkan kita untuk memahami dan mengamalkan petunjuk-Nya dengan baik dan benar, sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan doa. وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Kota Kendari, 27 Jumadal ula 1431 H
Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthani, M.A (Mahasiswa S3 Universitas Islam Madinah)
Artikel: www.PengusahaMuslim.com
Mengatur dan Membelanjakan Harta (2/3)
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةٌ، وَفِتْنَةَ أُمَّتِي الْمَالُ
“Sesungguhnya pada setiap umat (kaum) ada fitnah (yang merusak/menyesatkan mereka) dan fitnah (pada) umatku adalah harta.”
Maksudnya, menyibukkan diri dengan harta secara berlebihan adalah fitnah (yang merusak agama seseorang), karena harta dapat melalaikan pikiran manusia dari melaksanakan ketaatan kepada Allah Ta'ala dan membuatnya lupa kepada akhirat, sebagaimana firman-Nya,
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ
“Sesungguhnya, hartamu dan anak-anakmu merupakan fitnah (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Qs. at-Taghabun: 15) (Lihat kitab Faidhul Qadir, 2/507).
Kerusakan lain yang ditimbulkan dari kecintaan yang berlebihan terhadap harta adalah sifat tamak/rakus dan ambisi untuk mengejar dunia, karena secara tabiat asal nafsu manusia tidak akan pernah merasa puas/cukup dengan harta dan kemewahan dunia yang dimilikinya, bagaimanapun berlimpahnya (Lihat keterangan Imam Ibnul Qayyim dalam kitab Ighatsatul Lahfan, hal. 84 - Mawaaridul amaan), kecuali orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah 'Azza wa Jalla.Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengingatkan hal ini dalam sabda beliau, “Seandainya seorang manusia memiliki dua lembah (yang penuh berisi) harta/emas, maka dia pasti akan menginginkan lembah (harta) yang ketiga.” (HR. al-Bukhari, no. 6075 dan Muslim, no. 116).
Sifat rakus inilah yang akan terus memacunya untuk mengejar harta dan mengumpulkannya siang dan malam, dengan mengorbankan apapun untuk tujuan tersebut. Sehingga, tenaga dan pikirannya akan terus terkuras untuk mengejar ambisi tersebut, dan ini merupakan kerusakan sekaligus siksaan besar bagi dirinya di dunia.
Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata, “Orang yang mencintai dunia/harta (secara berlebihan) tidak akan lepas dari tiga (kerusakan dan penderitaan): Kekalutan (pikiran) yang tidak pernah hilang, keletihan yang berkepanjangan dan penyesalan yang tiada akhirnya.” (Kitab Ighatsatul Lahfan, hal. 83-84, Mawaaridul amaan).
Dalam hal ini, salah seorang ulama salaf berkata, “Barangsiapa yang mencintai dunia/harta (secara berlebihan), maka hendaknya dia mempersiapkan dirinya untuk menanggung berbagai macam penderitaan.” (Dinukil oleh Imam Ibnul Qayyim dalam kitab Ighatsatul Lahfan, hal. 83 - Mawaaridul amaan).
Zuhud dalam Masalah Harta
Zuhud dalam harta dan dunia bukanlah dengan meninggalkannya, juga bukan dengan mengharamkan apa yang dihalalkan Allah Ta'ala. Akan tetapi, zuhud dalam harta adalah dengan menggunakan harta tersebut sesuai dengan petunjuk Allah 'Azza wa Jalla, tanpa adanya keterikatan hati dan kecintaan yang berlebihan kepada harta tersebut. Atau dengan kata lain, zuhud dalam harta adalah tidak menggantungkan angan-angan yang panjang pada harta yang dimiliki, dengan segera menggunakannya untuk hal-hal yang diridhai oleh Allah Ta'ala.
Inilah arti zuhud yang sesungguhnya, sebagaimana ucapan Imam Ahmad bin Hambal ketika beliau ditanya, “Apakah makna zuhud di dunia (yang sebenarnya)?” Beliau berkata, “(Maknanya adalah) tidak panjang angan-angan, (yaitu) seorang yang ketika dia (berada) di waktu pagi dia berkata, 'Aku (khawatir) tidak akan (bisa mencapai) waktu sore lagi.'” (Dinukil oleh oleh Ibnu Rajab dalam kitab beliau Jami'ul 'Ulumi wal Hikam, 2/384).
Salah seorang ulama salaf berkata, “Zuhud di dunia bukanlah dengan mengharamkan yang halal, dan juga bukan dengan menyia-nyiakan harta, akan tetapi zuhud di dunia adalah dengan kamu lebih yakin dengan (balasan kebaikan) di tangan Allah daripada apa yang ada di tanganmu, dan jika kamu ditimpa suatu musibah (kehilangan sesuatu yang dicintai) maka kamu lebih mengharapkan pahala dan simpanan (kebaikannya di akhirat kelak) daripada jika sesuatu yang hilang itu tetap ada padamu.” (Dinukil oleh oleh Ibnu Rajab dalam kitab beliau Jami'ul 'Ulumi wal Hikam, 2/179).
Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthani, M.A (Mahasiswa S3 Universitas Islam Madinah)Artikel www.PengusahaMuslim.com
Mengatur dan Membelanjakan Harta (1/3)
Allah berfirman,
وَنزلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
“Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri.” (Qs. an-Nahl:89).
Dan ketika sahabat yang mulia, Salman al-Farisy radhiallahu 'anhu ditanya oleh seorang musyrik, “Sungguhkah nabi kalian (Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam) telah mengajarkan kepada kalian segala sesuatu sampai (masalah) adab buang air besar?” Salman menjawab, “Benar, beliau shallallahu 'alaihi wasallam melarang kami menghadap ke kiblat ketika buang air besar atau ketika buang air kecil…” (HR. Muslim, no. 262).
Tidak terkecuali dalam hal ini, masalah yang berhubungan dengan mengatur dan membelanjakan rezeki/penghasilan, semua telah diatur dalam al-Qur'an dan hadits-hadits yang shahih.
Misalnya, tentang keutamaan menginfakkan harta untuk kebutuhan keluarga, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِى بِهَا وَجْهَ اللَّهِ إِلاَّ أُجِرْتَ عَلَيْهَا، حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِي فِي امْرَأَتِكَ
“Sungguh, tidaklah engkau menginfakkan nafkah (harta) dengan tujuan mengharapkan (melihat) wajah Allah (pada hari Kiamat nanti), kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran pahala (yang besar), sampaipun makanan yang kamu berikan kepada istrimu.” (HR. al-Bukhari, no. 56 dan Muslim, no. 1628).
Kewajiban Mengatur Pembelanjaan Harta
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ
“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari Kiamat sampai dia ditanya (diminta pertanggungjawaban) tentang umurnya; kemana dihabiskannya, tentang ilmunya; bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya.” (HR. at-Tirmidzi, no. 2417, ad-Darimi, no. 537, dan Abu Ya'la, no. 7434, dishahihkan oleh at-Tirmidzi dan al-Albani dalam as-Shahihah, no. 946 karena banyak jalurnya yang saling menguatkan).
Hadits yang agung ini menunjukkan kewajiban mengatur pembelanjaan harta dengan menggunakannya untuk hal-hal yang baik dan diridhai oleh Allah, karena pada hari Kiamat nanti manusia akan diminta pertanggungjawaban tentang harta yang mereka belanjakan sewaktu di dunia (Lihat kitab Bahjatun Nazhirin Syarhu Riyaadhish Shalihin, 1/479).
Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya, Allah tidak menyukai bagi kalian tiga perkara…(di antaranya) idha'atul maal (menyia-nyiakan harta)”( HR. al-Bukhari, no.1407 dan Muslim, no. 593).
Arti idha'atul maal (menyia-nyiakan harta) adalah menggunakannya untuk selain ketaatan kepada Allah Ta'ala, atau membelanjakannya secara boros dan berlebihan (Lihat kitab an-Nihayah fi Gharibil Hadits wal Atsar, 3/237).
Antara Pemborosan dan Penghematan yang Berlebihan
Sebaik-baik cara mengatur pembelanjaan harta adalah dengan mengikuti petunjuk Allah Ta'ala, sebagaimana dalam firman-Nya,
وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا
“Dan (hamba-hamba Allah yang beriman adalah) orang-orang yang apabila mereka membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan mereka) di tengah-tengah antara yang demikian.” (Qs. al-Furqan: 67).
Artinya: mereka tidak mubazir (berlebihan) dalam membelanjakan harta, sehingga melebihi kebutuhan dan (bersamaan dengan itu) mereka juga tidak kikir terhadap keluarga mereka sehingga kurang dalam (menunaikan) hak-hak mereka dan tidak mencukupi (keperluan) mereka, tetapi mereka (bersikap) adil (seimbang) dan moderat (dalam pengeluaran), dan sebaik-baik perkara adalah yang moderat (pertengahan) (Kitab Tafsir Ibnu Katsir, 3/433).
Juga dalam firman-Nya,
وَلا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَى عُنُقِكَ وَلا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَحْسُورًا
“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenngu pada lehermu (terlalu kikir) dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya (terlalu boros), karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.” (Qs. al-Isra': 29).
Imam asy-Syaukani rahimahullah ketika menafsirkan ayat ini, beliau berkata, “Arti ayat ini larangan bagi manusia untuk menahan (hartanya secara berlebihan) sehingga mempersulit dirinya sendiri dan keluarganya, dan larangan berlebihan dalam berinfak (membelanjakan harta) sampai melebihi kebutuhan, sehingga menjadikannnya musrif (berlebih-lebihan/mubazir). Maka, ayat ini (berisi) larangan dari sikap ifrath (melampaui batas) dan tafrith (terlalu longgar), yang ini melahirkan kesimpulan disyariatkannya bersikap moderat, yaitu (sikap) adil (seimbang) yang dianjurkan oleh Allah.” (Kitab Fathul Qadir, 3/318).
Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthani, M.A (Mahasiswa S3 Universitas Islam Madinah)Artikel www.PengusahaMuslim.com
Minggu, April 25, 2010
9 Langkah Menjadi Pemimpin Orang Beriman
Menjadi pemimpin bukan semata-mata kemenangan karena terpilih, tapi lebih dari itu, sebagai amanah yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Banyak hal yang harus diejawantah sebagai pemimpin orang beriman.
Pertama, teladan dalam ketakwaan dan paham kitabullah dan sunah (QS 65: 2). Sangat sulit disebut pemimpin jika tidak ada keteladanan dalam pencarian ridha Allah. Abu Bakar ash-Shiddiq menyeru ketika dilantik jadi khalifah, ''Jika kepemimpinanku benar menurut Alquran dan as-sunnah , maka ikuti aku. Tapi jika salah, tinggalkan aku.''
Kedua, wara' (berhati-hati dengan hukum Allah) dan istikamah. Tidak ada niat melabrak hukum Allah, bahkan konsisten dengan keimanan dan istikamah di jalan-Nya. (QS 41: 30-33).
Ketiga, sehat, kuat, cerdas, dan visioner. Seorang pemimpin harus punya visi dalam membangun dan menyejahterakan rakyat (QS 59: 18). Karena itu, daya tunjang kesehatan, fisik yang kuat dan kemampuan mengeksplorasi kecerdasan menjadi hal mutlak bagi seorang pemimpin. (QS 2: 247).
Keempat, ahli ibadah, zikir, tadabbur Quran, berjamaah di masjid, puasa sunah, dan ahli tahajjud. Memimpin butuh efektivitas dan kearifan. Hal ini akan didapatkan jika pemimpin itu ahli ibadah, gemar berzikir, suka membaca Alquran, kaki dibawa ke masjid, berlapar-lapar dengan puasa sunah, serta mau menyingkap selimut di waktu malam untuk bertahajud menghadap Allah. (QS 17: 79).
Kelima, tsiqah (bisa dipercaya), adil, jujur, amanah, tepat janji, tegas, dan berani. ''Sesungguhnya Allah memerintahkanmu memberikan amanah kepada yang berhak menerimanya. Jika hendak menetapkan hukum di antara manusia, berilah hukuman dengan adil ....'' (QS 4: 58).
Keenam, rendah hati, merakyat, tulus mencintai rakyatnya, serta dekat dengan anak yatim piatu dan fakir miskin (QS 4: 10). ''Hendaklah rendahkan hatimu kepada orang-orang yang beriman yang mengikutimu ....'' (QS 26: 215).
Ketujuh, jabatan menjadi washilah dakwah (QS 41: 34). Kedudukannya sebagai pemimpin bukan sebagai kehormatan, tetapi untuk kepentingan dakwah, yaitu mengajak umat dan rakyat makin dekat dengan Allah.
Kedelapan, sangat mendengar nasihat ulama, siap dikritik, terus belajar, dan tidak mudah tersinggung apalagi marah (QS 11: 88).
Terakhir, selalu berdoa untuk rakyatnya disertai tawakkal yang kuat. Indah sekali jika ada pemimpin, di siang hari ia berjibaku melayani rakyat, sedangkan malamnya ia tahajjud lalu mengangkat tangan dan berserah diri kepada-Nya. ''Maka jika kamu telah bertekad mengerjakan sesuatu (setelah berusaha) maka serahkan kepada Allah ....'' (QS 3: 159). Wa Allahu a'lam.
dikutip dari Republika.co.id
Minggu, Maret 28, 2010
Memberikan Nilai sebagai Cermin
Seperti halnya yang pernah dialami oleh seseorang, sebut saja si A. Kala itu, ia bersama dengan segerombolan pria bertato, berpakaian tidak rapi dan nyaris sangat mirip dengan seorang preman. Kebetulan, saat itu ada tetangganya yang melihatnya bersama segerombolan yang (menurut tetangganya) ‘tidak baik’ tersebut.
Apa yang terjadi kemudian? Tetangga tersebut tanpa bertanya lebih lanjut kepada yang bersangkutan, langsung menyebut bahwa si A telah salah bergaul. Bahkan, ia dinyana telah terpengaruh dengan kehidupan menyesatkan dan terlibat kasus narkoba.
Benarkah itu? Andai tetangganya tahu, segerombolan pria bertato tersebut adalah mereka yang telah dibukakan pintu hatinya oleh Allah. Si A telah mengajak mereka, untuk bersama mengikuti kajian yang akan memberikan pencerahan ke jalan keselamatan.
Tak hanya si A, si B pun juga mendapat penilaian tanpa dasar dari orang ketika ia didapati tengah (maaf) bercipika cipiki dengan seorang pria. Kontan karena adegan ini, orang yang melihatnya tersebut lantas menilai si B sebagai sosok yang ‘buruk’. Yang lebih tidak bisa diterima oleh orang yang melihat tersebut adalah karena si B mengenakan jilbab, dan jilbabnya pun bukan tergolong jilbab mini.
Karuan umpatan-umpatan buruk keluar dari orang tersebut. “Ibu yang nggak pake jilbab aja, cuman salaman thok, nggak cipika cipiki. Lha dia? Gunanya dia pake jilbab itu untuk apa?”
Lalu, benarkah itu? Wanita berjibab tengah bercipika cipiki dengan seorang pria? Andai orang tersebut tahu sejak awal, jika seorang pria tersebut adalah kakak kandungnya sendiri. Sayang, tuduhan itu baru bisa diredam setelah ada seseorang yang memberitahu bahwa mereka adalah saudara kandung.
Lain si B, lain pula si C yang pernah terjerat kasus hubungan tak halal (kencan di Mall) dengan si D. Karena kasus ini, ia pernah mendapat skors dari sekolah selama dua minggu. Nyaris, karena skors yang diberikan inilah, ia mendapat image negatif dari orang-orang. Bahkan, yang lebih membalalakkan mata, si C dinilai sebagai sosok yang tak bisa diharapkan kebaikannya lagi.
Padahal, andai orang bisa memberikan kesempatan itu, si C tengah berusaha merubah pribadinya ke arah yang lebih baik. Dan untuk menuju ke sana, perlu proses yang tak terbilang singkat. Sayang, orang terlalu mengganggapnya sebagai sosok yang berkasus.
Tidak Gegabah Menilai
Kasus yang mendera si A, B dan C hanyalah sekelumit dari banyaknya kasus yang banyak kita jumpai atau mungkin malah sering kita alami sendiri. Gegabah menilai, tanpa mencoba untuk bertabayun dulu (kroscek ke yang bersangkutan) dan cenderung termakan oleh prasangka buruk.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS Al Hujurat 12)
Kenapa kita tidak berprasangka baik terlebih dahulu? Belum tentu apa yang kita lihat, kita dengar itu adalah nyata adanya. Karena Allah Yang Maha Tahu. Pantaskah kita mendahului kehendak-Nya? Meskipun pada kenyataannya, apa yang kita lihat, kita dengar itu adalah benar adanya, maka sudah menjadi tugas kitalah untuk membimbingnya ke jalan yang lurus. Bukan malah “berkoar-koar”, mengabarkan kepada khalayak orang tentang keburukannya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا يَسْخَرْ قَومٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلا تَنَابَزُوا بِالألْقَابِ بِئْسَ الاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الإيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik…” (QS Al Hujurat 11)
Belum tentu seseorang yang kita nilai ‘buruk’, bahkan kita berani menyebutnya sebagai sosok yang tidak bisa diharapkan kebaikannya lagi, adalah lebih buruk ketimbang kita. Siapa yang tahu akan waktu yang berjalan? Setahun, dua tahun, tiga tahun yang akan datang? Bisa jadi karena kasih sayang-Nya, Allah justru membukakan pintu hatinya dan memberi petunjuk kepadanya. Sebaliknya, kita yang pernah berpikir lebih baik ketimbang orang yang pernah berkasus itu, justru dipalingkan dari rahmat-Nya (na’udzubillah).
Allah-lah Yang Maha Tahu. Siapa yang tahu relung hati seseorang? Terkadang, karena tindakan gegabah kita yang tidak bijak menilai, justru akan menciutkan motivasinya untuk berubah menjadi baik. Setiap apa yang dilakukannya untuk mengubah pribadinya, selalu kita nyanakan sebagai sesuatu yang buruk. Jika imannya tak kuat, bisa jadi, niatnya justru akan berbalik arah.
Maka dari itu, tidak sepantasnya kita menilai ‘baik’atau ‘buruk’seseorang. Karena Allah berfirman,
وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” (QS Al Anbiyaa’ 47)
Yah, disanalah semua amal dan perbuatan kita akan dinilai langsung oleh Allah, Dzat Yang Maha Pencipta dan Maha Adil. Sebagai hamba-Nya yang benar-benar mengharap pertemuan dengan-Nya, tentulah ia memilih untuk sibuk menilai pribadinya sendiri, bukan malah sibuk menilai pribadi orang lain.
Menilai bukan dalam hal kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan, melainkan kekurangan atau kesalahan apa yang telah kita lakukan, agar ke depan menjadikan kita semakin LEBIH BAIK lagi dan tetap berjalan di jalan yang dirahmati Allah.
*Cerita dari si A, B dan C adalah fakta, bukan fiktif, agar kita bisa berkaca dari kenyataan yang terjadi di sekitar kita…
Sumber: mta-online.com
Sabtu, Maret 27, 2010
Gejala Stroke yang Sering Diremehkan
Sebaiknya kenali gejala stoke sejak dini, agar tidak terserang stroke total. Stroke menjadi penyakit penyebab kecacatan nomor 1 dan penyebab kematian nomor 3 di dunia.
Banyak definisi yang diberikan orang awam untuk penyakit stroke. Kelumpuhan sebelah, koma, kejang atau bicara pelo. Tapi definisi stroke menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah terjadinya defisit neurologis mendadak (bukan perlahan), yang menetap lebih dari 24 jam dan disebabkan oleh faktor pembuluh darah atau sirkulasi, yaitu adanya penyumbatan atau pendarahan pada pembuluh darah.
"Defisit neurologis adalah gejala awal pada pasien stroke yang biasanya sering diabaikan. Defisit neurologis akan diketahui oleh pasien sendiri atau keluarga pasien, maka sebaiknya disadari sedini mungkin," kata dr Ashwin M. Rumawas, dokter spesialis saraf RS Royal Taruma pada seminar awam Kenali Gejala Stroke Secara Dini, di RS Royal Taruma, Jakarta, Sabtu (27/3/2010).
dr Ashwin menjelaskan, biasanya pasien atau keluarga pasien akan mengabaikan gejala-gejala awal ini, sehingga ketika mereka sudah menyadarinya dan membawa ke rumah sakit, stroke yang diderita sudah cukup parah dan menyebabkan stroke total yang susah untuk disembuhkan.
Menurut dr Ashwin, gejala defisit neurologis yang sering diabaikan meliputi:
Perubahan dan penurunan kesadaran
Ada tingkatan dalam kesadaran yaitu:
- Compos mentis, yaitu ketika seseorang masih tersadar penuh
- Apatis, yaitu kurangnya respons terhadap keadaan sekeliling, biasanya ditandai dengan tidak adanya kontak mata atau mata terlihat menerewang dan tidak fokus
- Somnolen, yaitu keadaan dimana seseorang sangat mudah mengantuk dan tidur terus-menerus, tetapi masih mudah untuk dibangunkan
- Sopor, yaitu kondisi tidak sadar atau tidur berkepanjangan, tetapi masih memberikan reaksi terhadap rangsangan (rasa sakit).
- Koma, yaitu kondisi tidak sadar dan tidak ada reaksi terhadap rangsangan apapun.
Gangguan fungsi luhur
Gejala-gejala ini paling sering diabaikan oleh pasien atau keluarga pasien, karena dianggap hanya gangguan biasa yang bisa sembuh dengan sendirinya.
Cirinya:
- Gangguan bahasa (afasia), yaitu kondisi dimana seseorang tiba-tiba tidak mengerti bahasa yang biasa digunakannya sehari-hari.
- Gangguan mengenal tata ruang (gangguan visuospatial), yaitu kondisi dimana seseorang menganggap semua benda berada pada bidang datar, sehingga ia merasa cukup hanya dengan menjangkau dengan tangan tanpa beranjak, walaupun benda tersebut berada 5 m di depannya.
- Gangguan berhitung (akalkulia), yaitu jika seseorang tiba-tiba kehilangan kemampuan berhitung dengan soal mudah sekalipun.
- Gangguan menulis (agrafia), yaitu jika seseorang tiba-tiba tidak bisa menulis namun masih bisa membaca.
- Gangguan membaca (alexia), yaitu jika seseorang tiba-tiba tidak bisa membaca namun bisa menulis.
- Gangguan mengenal nama orang atau barang (anomia), bahkan dengan orang atau barang yang sering ditemuinya
- Gangguan memori (amnesia)
Gangguan sensorik
- Hemihipestesia (baal atau kurangnya sensitifitas pada 1 sisi)
- Hemiparestesia (kesemutan 1 sisi)
- Kesemutan sekitar mulut
- Gangguan pengecapan atau lidah
- Nyeri pada satu sisi tubuh
Kejang
- Kejang fokal, yaitu kejang pada salah satu bagian tubuh (kanan atau kiri saja)
- Kejang umum, yaitu kejang pada seluruh tubuh
- kejang absans, yaitu kejang disertai waktu jeda dan kemudian kejang lagi secara berulang-ulang
Gangguan lapang pandang penglihatan
- Buta mendadak 1 mata atau 2 mata
- Gelap 1 sisi lapang pandang atau terdapat spot hitam di sekitar pandangan
Gangguan motorik
- Hemiparesis (lemah sebelah badan, tangan kaki kanan atau kiri saja)
- Quadriparesis (lemah keempat anggota badan, tangan kaki kanan dan kiri)
- Paraparesis (lemah kedua kaki)
- Gangguan gerak otot wajah, biasanya ditandai dengan bentuk bibir yang tiba-tiba miring
- Gangguan gerak bola mata (oftalmoplegia)
- Gangguan menelan (disfagia)
Nah, sebaiknya Anda mengetahui gejala-gejala diatas dengan baik, sehingga bila Anda atau keluarga Anda mengalami gejal-gejala diatas dapat segera ditangani dengan baik sebelum terlambat. Gejala stroke yang terlambat untuk didiagnosa akan menyebabkan terjadinya stroke total yang mungkin tidak bisa disembuhkan.(mer/ir)
Sumber: detik.com
Senin, Maret 15, 2010
Mengakui Kekurangan Diri
Oleh Fauzi Bahreisy
Awal malapetaka dan kehancuran seseorang terjadi ketika penyakit sombong dan merasa diri paling benar bersemayam dalam hatinya. Inilah sifat yang melekat pada iblis. Sifat inilah yang berusaha ditransfer iblis kepada manusia yang bersedia menjadi sekutunya.
Sifat ini ditandai dengan ketidaksiapan untuk menerima kebenaran yang datang dari pihak lain; keengganan melakukan introspeksi (muhasabah); serta sibuk melihat aib dan kesalahan orang lain tanpa mau melihat aib dan kekurangan diri sendiri.
Padahal, kebaikan hanya bisa terwujud manakala seseorang bersikap rendah hati (tawadu); mau menyadari dan mengakui kekurangan diri; melakukan introspeksi; serta siap menerima kebenaran dari siapa pun dan dari mana pun. Sikap seperti ini sebagaimana dicontohkan oleh orang-orang mulia dari para nabi dan rasul.
Nabi Adam AS dan Siti Hawa saat melakukan kesalahan dengan melanggar larangan Tuhan, alih-alih sibuk menyalahkan iblis yang telah menggoda dan memberikan janji dusta, mereka malah langsung bersimpuh mengakui segala kealpaan seraya berkata, "Ya, Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi." (QS Al-A'raf [7]: 23).
Demikian pula dengan Nabi Yunus AS saat berada dalam gelapnya perut ikan di tengah lautan. Ia tidak menyalahkan siapa pun, kecuali dirinya sendiri, seraya terus bertasbih menyucikan Tuhan-Nya. Ia berkata, "Tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesunguhnya, aku termasuk orang-orang yang zalim." (QS Al-Anbiya [21]: 87).
Bahkan, Nabi Muhammad SAW selalu membaca istigfar dan meminta ampunan kepada Allah SWT sebagai bentuk kesadaran yang paling tinggi bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Karena itu, ia harus selalu melakukan introspeksi. Beliau bersabda, "Wahai, manusia, bertobatlah dan mintalah ampunan kepada-Nya. Sebab, aku bertobat sehari semalam sebanyak seratus kali." (HR Muslim).
Begitulah sikap arif para nabi yang patut dijadikan teladan. Mereka tidak merasa diri mereka sudah sempurna, bersih, dan suci. Allah SWT berfirman, "Janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui orang yang bertakwa." (QS Annajm [53]: 32).
Karena itu, daripada mengarahkan telunjuk kepada orang, lebih baik mengarahkan telunjuk kepada diri sendiri. Daripada sibuk melihat aib orang, alangkah bijaknya kalau kita sibuk melihat aib sendiri. Dalam Musnad Anas ibn Malik RA, Nabi SAW bersabda, "Beruntunglah orang yang sibuk melihat aib dirinya sehingga tidak sibuk dengan aib orang lain."
Minggu, Maret 07, 2010
Empat Amanah Istimewa
Manusia atau lazimnya dalam Al Qur’an disebut Insan, nas atau basyar mempunyai visi utama bahwa hidup didunia adalah sebagai lading pencarian bekal hidup di akherat. Kehidupan akherat yang abadi, penuh dengan keadilan dan tempat berkesudahan antara baik dan buruk, nikmat atau siksa.
Sebagai orang beriman yang sedang berusaha KERAS menuju taqwa, kita diberi amanah, dan ciri-ciri manusia bertaqwa adalah mampu mengemban amanah dengan baik. Secara global bahwa manusia diberi amanah untuk menghambakan diri kepada Allah SWT, menjadi khalifah di muka bumi dan berdakwah kepada yang ma’ruf serta menjauhi dengan sangat semua hal kemungkaran.
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ -١٣٣
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ -١٣٤
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ -١٣٥
133. dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
135. dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri[229], mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
[229] Yang dimaksud perbuatan keji (faahisyah) ialah dosa besar yang mana mudharatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti zina, riba. Menganiaya diri sendiri ialah melakukan dosa yang mana mudharatnya hanya menimpa diri sendiri baik yang besar atau kecil.
(QS.Ali Imran 3 : 133-135)
Dari berbagai amanat dan kewajiban manusia beriman, ada beberapa macam yang terasa berat dan susah untuk ditunaikan. Dan ini sebenarnya bisa dilakukan (walau sulit) dan Allah SWT memberikan derajat yang mulia jika kita bisa melaksanakannya dengan baik dan maksimal. Empat Amanat yang Berat ditunaikan kebanyakan manusia tersebut adalah :
1. Memberi Maaf ketika Marah
… dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang.
Seringkali kita merasakan sesaknya dada, panasnya pikiran dan tergesanya indera-indera lainnya dalam memutuskan sesuatu ketika sedang marah.
Marah dalam hal baikpun perlu control management, karena seperti yang telah disampaikan dalam kajian bahwa marah adalah jalan favorit syetan untuk gencar membisiki manusia.
Nah, ketika kondisi seperti itu terjadi maka “memberikan maaf” adalah kalimat yang susah sekali ditunaikan. Ketika emosi marah terjadi, kadang kita malah gelap mata ingin membalas perlakuan kedholiman kepada diri ini dengan sesuatu yang lebih dholim.
Dipukul sekali rasanya ingin membalas dengan pukulan berkali-kali dengan dalih agar jera. Berkata buruk dan kasar karena merasa didholimi, dan terkadang ucapan buruk kita melebihi dengan ucapan buruk yang kita terima. Itulah sebabnya memberikan maaf ketika marah sepertinya sulit diwujudkan. Padahal Allah SWT telah mengkabarkan jika kita mampu memberikan maaf maka itu lebih baik, dan itulah ciri-ciri hati manusia taqwa.
Tidak ada istilah “tiada maaf bagimu” atau istilah “biarlah memaafkan ini berlalu dengan waktu”. Allah SWT saja Maha Penerima Taubat, Rosululloh SAW dalam sirah selalu mencontohkan untuk memberikan maaf dengan atau tanpa permintaan dari sang pelaku.
Dan dalam ilmu psikologi, memberikan maaf akan memberikan rasa tentram di hati dan memberikan kesejukan dalam bermuamalah dan menyuburkan silaturrahim.
Bukankah tidak ada manusia yang bersih dari dosa?? Jadi seseorang yang bersalah kepada kita adalah sangat wajar. Dan kita juga sebaliknya bisa melakukan hal yang sama.
2. Berderma ketika Miskin
… (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
Kenapa hal ini berat dilakukan? Karena banyak sekali diantara kita menganggap status miskin adalah status yang aman untuk berkata TIDAK dalam bersedekah. Untuk makanpun susah, apalagi harus berbagi dengan orang lain.
Ketika kita dan keluarga ini miskin seolah-seolah semua yang tersisa adalah barang berharga. Jadi imposible untuk memberikannya kepada orang lain atau memberikannya dijalan dakwah fisabilillah. Bahkan selalu memposisikan, saya adalah objek kedermawanan bukan sebagai subjek. Maka betul sekali! Bahwa ketika miskin atau susah, itulah kondisi paling sulit dalam menyambut himbauan infaq sedekah. Tetapi bagi sebagain orang yang nilai keimanannya kebih mantap, kemiskinan bukan menjadi masalah. Semua harta adalah titipan Allah SWT, adalah hal yang super sangat mudah bagi Allah SWT memberikan rizki kepada hambanya bahkan dengan tiba-tibapun.
Tidak ada istilah merasa bahwa “saya ini adalah termiskin didunia“. Ketahuilah semiskin apapun, masih banyak yang lebih susah dari kita. Nikmat Iman dan kesehatan adalah sesuatu yang tidak ternilai apalagi untuk diuangkan. Allah Maha Kaya, tidak Tidur dan selalu memperhatikan hamba-Nya yang secara maksimal mendermakan hartanya di jalan Allah SWT. Berbahagialah jika kita masuk kategori tersebut, hidup terasa benar-benar menikmati karunia Allah SWT. Bukankah Rasululloh SAW bukanlah seseorang yang kaya? Dan bagi yang kaya, kebakhilan dan kesombongan mengancam dirimu dan tidak ada jalan lain selain menjadi dermawan ketika kaya. Karena itulah jalan yang lurus menuju syurga.
3. Meninggalkan yang Haram dan Dholim ketika sendirian
… Ya Rasulullah, apakah ihsan itu ?”. Rasulullah SAW bersabda, “Yaitu engkau takut kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak bisa melihat-Nya, maka ketahuilah bahwa Dia selalu Melihatmu”. Orang itu berkata, “Engkau benar”…( [HR. Muslim juz 1, hal. 40]
Hal ketiga yang susah dilakukan adalah meninggalkan kedholiman ketika sendirian. Bukankah kita setiap tahun selama sebulan (ramadhan) kita ditempa untuk jujur, meninggalkan yang sesuatu padahal itu halal. Dan itu hanya diketahui oleh kita sendiri dan Allah SWT.
Meninggalkan kedholiman atau kemaksiatan secara bersama-sama di lingkungan sholeh adalah mudah, selain malu kepada Allah SWT kita juga akan merasa malu dan hina diketahui oleh orang lain.
Tetapi ketika sendirian, syetan lebih hebat lagi beraksi. Menjadikan akal sehat kita lupa, sesuatu yang haram ‘dibungkus’ seolah menjadi halal, yang jelas-jelas maksiyat bisa dilakukan dengan ringan dengan dalih tidak ada yang melihat, tidak ada yang dirugikan, darurat dan sebagainya.
Ingatlah selalu bahwa Allah itu Maha Melihat, Maha Tahu, Tidak Tidur dan semua yang bergerak didunia ini tidak lepas dari pengamatan Allah SWT walaupun hanya selembar daun di tengah hutan. Jikalau kita berdua, Allah SWT Hadir sebagai yang ketiga. Ketika kita sendiri, Allah menjadi yang kedua.
Maka betul sekali bahwa tingkatan ihsan adalah tertinggi, dimana kita selalu merasa dilihat oleh Allah SWT sehingga apa yang dilakukan dan apa yang disembunyikan didalam hati selalu jauh dari keinginan menyimpang dari jalan lurus, jalan menuju ridho Allah SWT.
4. Berkata jujur kepada siapapun
عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: عَلَيْكُمْ بِالصّدْقِ فَاِنَّ الصّدْقَ يَهْدِى اِلىَ اْلبِرّ وَ اِنَّ اْلبِرَّ يَهْدِى اِلىَ اْلجَنَّةِ. وَ مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَ يَتَحَرَّى الصّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدّيْقًا. وَ اِيَّاكُمْ وَ اْلكَذِبَ فَاِنَّ اْلكَذِبَ يَهْدِى اِلىَ اْلفُجُوْرِ وَ اِنَّ اْلفُجُوْرَ يَهْدِى اِلىَ النَّارِ. وَ مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَ يَتَحَرَّى اْلكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا. مسلم
Dari ‘Abdullah (bin Mas’ud), ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Wajib atasmu berlaku jujur, karena sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Dan terus-menerus seseorang berlaku jujur dan memilih kejujuran sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhkanlah dirimu dari dusta, karena sesungguhnya dusta itu membawa kepada kedurhakaan, dan durhaka itu membawa ke neraka. Dan terus menerus seseorang itu berdusta dan memilih yang dusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2013]
Lawannya jujur adalah dusta, pembohong. Berkata benar dan jujur kepada teman-teman sefaham di barisan kita mungkin hal yang sangat mudah.
Tetapi berkata benar dan jujur kepada seseorang yang tidak disukai atau kepada lawan adalah hal yang sulit. Kita harus berani mengatakan bahwa itu salah dan tidak benar walaupun itu berkaitan dengan seseorang yang kita cintai atau seseorang yang kita hormati.
Lidah ini kadang kelu ketika harus mengatakan ‘oh ya saya yang salah”..”gini pak, anda salah harusnya tidak seperti itu”…”saya tidak setuju karena itu tidak benar!” didepan seseorang yang kita segani.
Maka sebagai manusia beriman, harus berani berkata benar kepada siapapun dan dengan resiko apapun. Kejujuran yag menyakitkan lebih baik daripada kebohongan yang menipu dan menyenangkan.
Keberanian Abu bakar mengatakan kebenaran 100% terhadap isra mi”raj yang dilakukan Nabi patut ditiru, padahal hampir semua penduduk Mekah tidak percaya dan menertawakan Rosululloh SAW sebagai yang mengada-adakan cerita bohong.
Keberanian seorang anak gembala untuk mengatakan “dimanakah Allah ???” ketika sang khalifah Umar bin Khattab mencoba merayu ingin membeli domba diantara ratusan yang ada. Dan dipastikan itu tidak akan diketahui oleh siapapun termasuk sang pemilik. Tetapi anak gembala tersebut jujur dan berani.
Keberanian pemimpin Turki ketika mengatakan kebohongan dan kekejian negara Israel dalam dialog dengan pemimpinnya langsung ketika event negara-negara internasional adalah keberanian yang sekarang susah dicari, padahal saat itu tidak satu negarapun yang berani menyinggung ataupun membahas perkara ’sensitif’ itu mengingat Israel selalu dilindungi Amrik (the real terrorist).
Jadi saatnya kita harus berlaku dan berkata jujur, kapanpun-dimanapun dan kepada siapapun.
Semoga kita termasuk manusia yang mampu memegang amanah. Amiin
dicopy dari http://mta-online.com/v2/2010/03/03/empat-amanah-istimewa/